Rabu, 26 Maret 2014

Makalah Paragraf Bahasa Indonesia


                                           PARAGRAF
A.    PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.sering juga di kenal paragraf itu seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan fikiran atau mempunyai keterkaitandalam membentuk gagasan atau topik tersebut. [1]
Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat,mungkin terdiri atas dua buah kalimat ,mungkin juga lebih dari dua buah kalimat,bahkan, sering kita temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat.walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat.
B.     JENIS-JENIS PARAGRAF
Berdasarkan letak gagasan utamanya,paragraf terbagi ke dalam beberapa jenis,yakni sebagai berikut.
1.      Paragraf Dedukatif
Paragraf dedukatif  adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf.gagasan utama pada pokokpersoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama. Kemudian disusul oleh penjelasan-penjelasan terperinci terhadap gagasan utama.
Contoh: 
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian.Misalnya,perikanan masih meningkat cukup mengesankan yaitu 6,65 persen ,demikan pula perkebunan ,yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun,seekor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen .secara umum,kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik bruto  (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen.padahal selama tiga tahun terakhir,pangsa sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun.
Kutipan diatas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat yang mangandung gagasan utama.hal ini tampak pada pernyataan yang merangkum seluruh pernyataan dalam paragraph itu kalimat-kalimat selanjutnya hanya merupakan perincian dan penjelasan lebih lanjut terhadap gagasan utamanya.
2.      Paragraf Indukatif
Paragraf indukatif adalah yang gagasan utamanya terleak diahir paragraph.Mula-mula di kemukakan fakta-fakta ataupun uraian-uarian.kemudian dari fakta-fakta itu penulis menggeneralisasikan ke dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Baik di Indonesia maupun di negaranya sendiri, Shin-Can tidak dianggap sebagai role model yang baik buat anak-anak. Protes pun bermunculan.ruang surat pembaca Koran-koran di penihi dengan keberantasan orang tua terhadap komok yang laris manis itu.umumnya surat itu datangnya dari kalangan ibu.menurut mereka dalam suratnya, kelakuan negatife Shin-can ternyata di ketahui oleh anak-anak.Shin-can di mata para orang tua Indonesia ,adalah setan kecil penebar virus
Paragraf di atas dengan jelas mengungkapkan gagasan bahwa Shin-can merupakan komik yang menebarkan pengaruh yang berbahaya. Dalam paragraf itu di ungkapkan dengan setan kecil penebar virus. Gagasan tersebut terdapat dalam kalikat terakhir .kalimat-kalimat sebelumnya merupakan penjelasan. Dalam kalimat kalimat itu diungkapkan sejimlah fakta tentang respons negatife terhadap komik Shin-can. Dari pakta-pakta tersebut kemudian pembaca di bawah kepada kesimpulan bahwa komik Shin-chan itu berbahaya.
3.      Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)
Paragraf campuran adalah faragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan kalimat terahir.dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama.kalimat terahir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau pariasi.
Contoh:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia mempokuskan diri pada sector ograbisnis. tidak ada Negara lain yang mampu menandingi kita. Agar reformasi tersebut dapat terjadi,yang over valued  harus di hindari.memeng,krisis ekonomi yang sedang berlangsung ,telah mengoreksi nilai tukar kita. Dalam hal ini pamerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat,tetapi biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya. Yang perlu di lakukan adalah menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan dorongan industri-industri yang mampu survive pada nilai tukar yang ada, yakni sector agrobisnis,semakin melemah rupiah-asal srabil, akan semakin baik. Apabila sector ini sudah berjalan dengan baik , tidak mustahil Negara kita akan menjadi salah satu Negara kita menjadi salah satu Negara yang ekonominya tertangguh di dunia.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah agrobisnis merupakan sekter terpenting bagi bangkitnya perokonomian Indonesia. Gagasan tersebut dinyatakan dalam kalimat pertama. Setelah diselingi dengan kalimat-kalimat penjelas, gagasan tersebut di gagaskan kembali dalam kalimat terahir dengan rumusan yang berbeda.
C.    SYARAT-SYARAT PENYUSUNAN PARAGRAF

Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kepaduan antara unsur-unsurnya,baik itu antara gagasan penjelasanya araupun antara kalimar-kalimatnya.Dalam paragraf yang baik tidak ada satupun gagasan penjelas ataupun kalimat yang menyimpang dari gagasan utamanya. Semuaya mendukung secara kompak pada satu fokus permasalahan.
Kepanduan pada sebuah paragraf terbagi ke dalam dua macam yakni kepanduan magna dan kepanduan paragraf.
1.kepaduan Makna (koheren)
Suatu paragraf dikatakan koheren, apabila kekompakan antara gagasan yang di kemukakan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimatnya memiliki hubungan timbale balik serta secara bersama-sama membahas satu-satu gagasan utama. Tidak dijumpai satu pun kalimat yang menyimpang ataupun loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan.
Jika suatu paragraf tidak memiliki suatu kepaduan seperti itu,maka pembaca akan mengalaminya.pembaca akan menemukan loncatan-loncatan pikiran dan hubungan-hubungan gagasan tang tidak logis. Paragraf yang di hadapinya hanya sebuah kumpulan kalimat yang tidak jelas ujung dan pangkalnya.
Contoh:
(1)Pada masa orde baru,masyarakat dan media massa tidak bebas menyampaikan dan menerima inpormasi secara terbuka. Dalam kurun waktu yang cukup panjang dan membosankan itu,banyak sekali terjadi pembredelan pers,pencabutan SIT,dan pembatalan SIUPP sebagai wujud budaya komunikasi politik yang memakai model top-down itu.bahkan mahkama agung (MA), yang seharusnya tidak ikut-ikutan melakukan pembredelan, justru ikut melakukan dengan “mengamini” system kekuasaan yang menjadikan hokum sebagai perisai dan sekaligus sebagai tumbal (korban)kekuasaan politik.
(2) Crayon Shin-chan sudah menyebarkan virus, tak aneh bila pandangan anak kecil berusia lima tahun itu penuh dengan visualisasi dan imajinasi seksual, Di negeri asalnya,Crayon memang bukanlah bacaan anak-anak,melainkan untuk kalangan remaja. Dia ada ditangan mungil anak-anak berusia lima tahun, di mal, di pinggir jalan,di took buku, dan di layar televisi. Dia menciptakan ke hebohan,Dia menimbulkan rasa ngeri di rumah tangga Indonesia karena hidup bak tumor yang menjalar ke dalam tubuh anak-anak. Bila terjadi kontropersi yang dahysat di Indonesia, itu lebih di sebabkan oleh keteledoran penerbitnya, PT Indonesia pacific. Awalnya,penerbit tersebut sama sekali tidak memberikan batas usia untuk membaca komik itu. Namun protes berhamburan dengan deras usia untuk membaca komik itu. Namun, protes berhamburan dengan dan tak berhenti-henti. Akhirnya,penerbit itu mulai melekatkan label batas bacaan untuk usia 15 tahun ke atas.
2.Kepaduan paragraf
Kepaduan paragraf  dapat terlihat melalui penyusunan kalimat segala logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antara kalimat.urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu.
D.    PEMBAGIAN PARAGRAF MENURUT TEKNIK PEMAPARANNYA
Sejalan dengan uraian pada subbab 6.8tadi,paragraf menurut teknik pemaparannya dapat di bagi ke dalam empat bagian yaitu,deskriftif,ekspositoris,argumentative, dan naratif.
a.      Deskriftif
Paragraf deskriftif di sebut juga paragraf melukiskan (tulisan). Paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak.pembicaranya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain,deskriftif berurusan dengan hal-hal kecil yang terrangkap olehpancaindra.
Contoh:
Pasar tanah abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada disana. Di tokoh yang paling depan berderek  tokoh sepatu dalam luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderek-derek. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan buah dapur.di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagikita melihat lantai satu,dua, dan tiga.



b.      Ekspositoris
Paragraf ekspositoris di sebut juga paragraf paparan.paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsure saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis atau keruangan.
     Contoh:
Pasar tanah abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat Sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa sebenarnya uang yang masuk  ke kas DKI dari pasar tanah abang.
c.       Argumentatif
Paragraf argumentative sebenarnya dapat di masukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentative di sebut juga persuasi.paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek.Biasanya,paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Contoh:
Dua tanah terakhir,terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat kepermukaan. Ini biasa di maklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah di operasikan lebih dari 19 tahun.oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan,lebih dari 60 persen pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? kalau memang aman,lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman di naiki?
d.      Naratif
Karangan narasi biasanya di hubung-hubungkan dengan cerita. Oleh karena itu,sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam nopel, cerpen, atau hikayat.
Contoh:
Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah, aku sama sekali dilarang berteman dengan Syirul, bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan di antar dan di jemput ke sekolah, itu semua gara-gara Slamet yang telah memperkenalkan aku dengan siti.
E.     RANGKA ATAU STURUKTUR SEBUAH PARAGRAF
Rangka atau sturuktur adalah sebuh paragraf terdiri atas sebuah kalimat topic dan beberapa kalimat penjelas, Dengan kata lain,apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik.kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus saling mendukung, saling menunjang, kait berkait salah satu dengan yang lainnya.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topi yang di bicarakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.
Kerena topic paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topic merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topic, paragraf itu tentun hanya mempunyai satu kalimat utama.
Kalimat utama bersifat umum, ukuran ke umuman sabuah  kalimat terbebas pada paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi kalimat yang husus apa bila paragraf itu di perluas. Perhatikan paragraf berikut
Penduduk tegal,umpamanya,merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk, Hal ini di sebabkan oleh ledakan penduduk tegal terlalu besar sehingga daerah pertanian yang relative tidak bertambah hasilnyaitu tidak dapat menmpung perkembangan penduduk. Pertumbuhan penduduk tegal jauh lebih besar dari pada perkembangan daerah pertanian yang ada di situ.
Kalau kita lihat paragraf di atas, kalimat yang paling umum sifatnya ialah kalimat pertama,yaitu “penduduk tegal,umpamanya,merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan makanan yang akan di makan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk”  kalimat-kalimat selanjutnya adalah kalimat penjelas yang pungsinya menjelaskan gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama.
Kalau kalimat dalam paragraf itu di tambah dengan sebuah kalimat lagi, sifat ke umuman kalimat pertama itu berubah menjadi khusus. Kalimat yang ditambah itu berbunyi
“Tidak dapat di mungkiribahwa pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi oleh penduduk produksi dapat menyebabkan tingkat kemakmuran berkurang”
Kalimat yang terakhir ini bersifat lebih umum daripada kalimat pertama. Kalau kalimat terakhir ini di tambahkan pada paragraf itu, kalimat tersebut akan menjadi kalinat utama.
Kalau kita melihat perkembangan paragraf yang kita perbicarakan ini, dapat di katakana bahwa sebelumnya kalimat tadi di tambah pada paragraf,sedangkan setelah di tambahkan,kalimat  utama (kalimat topik ) terletak di akhir paragraf.

Paragraf  Narasi
Paragraf narasi merupakan salah satu jenis paragraf yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita.
• Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
•Paragraf narasi runtut cerita adalah pola pengembangan yang menceritakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan dalam menciptakan atau menghasilkan sesuatu.

Contoh:

LAHIR di Yogyakarta, 18 Septemberr 1943, Kuntowijoyo sudah bergelut dengan kegiatan tulis-menulis sejak 1958 ketika ia masih duduk di kelas tiga SMP. Cerpen-cerpen awalnya muncul di majalah Sastera dan Horison. Meraih gelar doktor dalam bidang sejarah pada Universitas Columbia (1980) dengan disertasi berjudul Social in An Agrarian Society: Madura 1850–1940 (kini dalam proses penerjemahan ulang untuk diterbitkan dalam edisi bahasa Indonesia), Kunto dikenal sebagai sejarawan sekaligus sastrawan andal. Beberapa karya sastranya sudah dibukukan, di antaranya Dilarang Mencintai Bunga-Bunga (kumpulan cerpen); Rumput-Rumput Danau Bento (1968) dan Topeng (1973): naskah drama; Kereta Api yang Berangkat Pagi Hari (1966), Pasar (1972), dan Khotbah di Atas Bukit (1976): novel; Isyarat dan Suluk Awang-Uwung (kumpulan puisi). Buku-bukunya di bidang sejarah, sosial, dan budaya juga telah terbit, seperti Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia (1985); dan Budaya dan Masyarakat (1987).
Paragraf Persuasi
Paragraf persuai yaitu paragraf yang menyatakan ajakan, himbauan, harapan, saran, permintaan, ataupun bujukan. Tujuan dari paragraf ini yaitu untuk mempersuasi atau membujuk pembaca agar bisa menerima idea tau gagasan penulis.

Ciri-ciri paragraf persuasi adalah sebagai berikut:

• Bertujuan memengaruhi pembaca untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penulisnya.

 Teks yang mengandung persuasi biasanya menggunakan segala upaya yang memungkinkan        pembaca terpengaruh.

•Kadang-kadang menggunakan alasan yang tidak rasional.

• Paragraf persuasi biasanya terdapat dalam iklan atau dalam tips-tips tertentu.

Contoh:
Di masa pertumbuhan, tentunya putra-putri Anda membutuhkan susu dengan nutrisi yang tepat. Berikan BONEETO, susu berkalsium tinggi untuk membantu pertumbuhan tulang dan giginya. Kandungan kalsiumnya memenuhi kebutuhan kalsium harian anak Anda.BONEETO pilihan asyik untuk pertumbuhan putra-putri Anda.
Akhir-akhir ini tempe sudah tidak lagi menjadi makanan orang-orang pinggiran atau kampung. Betapa tidak, seiring menjamurnya makanan-makanan instan dan modern yang mengandung berbagai bahan pengawet, tempe tetap menjadi makanan tradisional kebanggaan bangsa Indonesia. Terdapat banyak kandungan protein nabati yang tinggi di dalam tempe. Bahkan di Jakarta terdapat rumah makan yang menggunakan tempe untuk disajikan dalam berbagai menu makanan yang lezat.
 Karena kandungan gizi yang tinggi dan alamiah itulah tempe sudah mulai merambah pasar internasional. Tempe sudah menjadi makanan lokal yang mengglobal di tengah makanan.










DAFTAR PUSTAKA
Alwi, hasan, Soenjono Dordjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moelino, Tata bahasa buku bahasa Indonesia.Edisi ketiga. Jakarta: balai pustaka. 1998.
Prof Dr.Syhrul Basri menerbitkan buku di PT UB Karyono, Yogyakarta,pada tahun 1995 berjudul Admnistrasi dan Efisiensi bekerja.
Arifin, E. zaenal dan mustakim (ed.2000) Buku praktis I, II
Arifin, E. zaenal dan Junaiyah H.M. 2007. Morpologi untuk starata Satu. Jakarta:Grasindo.














[1] bagian bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah.cermat berbahasa Indonesia hal 115.

Psikologi Agama Agama Pada Anak


I.         PENDAHULUAN
Perkembangan (development) adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan dapat juga diartikan sebagai perubahan perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis (saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian bagian organisme dan merupakan suatu kesatuan yang utuh), progresif (bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kuantitatif maupun kualitatif) dan berkesinambungan.
Selain berbagai macam kebutuhan, masih ada lagi satu kebutuhan manusia, yang sangat diperhatikan yaitu kebutuhan terhadap agama, sehingga manusia disebut sebagai mahkluk yang beragama (homo religious)[1]
Didalam buku Netty Hertati, yang berjudul Islam Dan Psikologi Menjelaskan adanya 3 teori pendekatan yang dilakukan untuk lebih memahami berbagai hal mengenai perkembangan, yaitu:
1.      Pendekatan perkembangan kognitif, yang mempunyai asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu yang sangat fundamental yang membimbing tingkah laku individu. Dalam pendekatan ini ada tiga buah model, yaitu:
·         Model kognitif piaget, dengan asumsi bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalam konsep fungsi dan struktur.
·         Model pemrosesan informasi, yang merumuskan bahwa kognitif manusia sebagai suatu sistem, terdiri dari input berupa rangsangan yang masuk dalam reseptor.
·         Model kognisi sosial, yang menekankan pengaruh pengalaman sosial terhadap perkembangan kognitif.
2.      Pendekatan belajar atau lingkungan, yakni tingkah laku individu diperoleh melalui pengkondisian dan prinsip prinsip belajar.
3.      Pendekatan etologi, yang merupakan studi perkembangan dari perspektif evolusioner yang didasarkan pada  prinsip prinsip yang diajukan oleh Carles Darwin, yang merujuk kepada asal usul biologis tentang tingkah laku sosial.
II. PEMBAHASAN
A.    PERKEMBANGAN JIWA ANAK
Perkembangan terhadap agama dalam ajaran agama islam adalah adanya kebutuhan terhadap agama disebabkan manusia selaku mahluk tuhan dibekali dengan berbagai potensi (fitrah) yang dibawa sebab lahir, fitrah berarti kecenderungan terhadap agama islam.[2]
Sebagaimana Nabi SAW bersabda:
ما من مولود الا يولد على الفطرة فابواه يهودانه او ينصره او يمجسانه
Tiap tiap anak dilahirkan dalam keadaan Fitrah, maka ibu bapaknya lah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama yahudi, nasrani dan majusi.
Pada dasarnya manusia lahir dalam keadaan fitrah (potensi beragama), hanya faktor lingkungan (orang tua) yang mempengaruhi perkembangan fitrah beragama anak. Dari sini, jiwa keagamaan anak berkaitan erat dengan hereditas (keturunan) yang bersumber dari orangtua, termasuk keturunan beragama.
Dalam pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahab progressif, dalam pembagian yang agak terurai masa remaja mencakup masa: juvenilitas (adolescantium), pubertas dan nubilitas.
Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh lingkungan, baik pengalaman atau pendidikan di sekolah.  Di rumah pengalaman kegamaan pada anak mengikuti pola keagamaan orang tua. Praktek keagamaan yang benar oleh orang tua akan menjadi keuntungan sendiri bagi anak perihal agamanya ketika dewasa. Sebaliknya, keagamaan seorang anak tidak baik jika semasa kecilnya ia tidak di perkenalkan agama secara baik. Sumber jiwa agama menurut islam dapat ditemukan dalam surat Ar- Ruum ayat: 30
óOÏ%r'sù y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym 4 |NtôÜÏù «!$# ÓÉL©9$# tsÜsù }¨$¨Z9$# $pköŽn=tæ 4 Ÿw Ÿ@ƒÏö7s? È,ù=yÜÏ9 «!$# 4 šÏ9ºsŒ ÚúïÏe$!$# ÞOÍhŠs)ø9$#  ÆÅ3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÌÉÈ  
Artinya: “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, Tetaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu, Itulah agama yang lurus, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar- Rum:30).
Masa pertumbuhan anak anak terjadi pada usia 0-12 tahun, kondisi dan sikap orang tua telah mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan anaknya, meskipun pengaruh tergadap pertumbuha jiwa keagamaan anaknya, sebagian pendapat bahwa ketika anak dilahirkan ia bukanlah mahluk yang religious bagi mereka akan tetapi anak seekor kera bersifat kemanusiaaan dari pada bayi manusia itu sendiri.
Berdasarkan sejak masa kandungan pun, orang tua harus memasukkan nilai keagamaan pada diri anak bersama dengan pertumbuhan pribadinya Sebab melalui orang tua dan lingkungan keluarganyalah si anak mulai mengenal tuhannya. Kata kata sikap, tindakan, dan perbuatan orang tua sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan keagamaan pada anak, meskipun belum biasa berbicara, sianak dapat melihat dan mendengar kata kata, walau secara verbal belum mengetahui magnanyadia dapat memahaminya dari ekspresi orang tua ketika mengucapkannya.[3]
B.     TIMBULNYA AGAMA PADA ANAK
Bahasa merupakan tahan awal seorang anak mengenal tuhan.[4] Semula nama tuhan dikenal secara acuh tak acuh. Selanjutnya ia akan merasakan kegelisahan setelah melihat orang orang dewa menunjukkan rada kagum dan takut kepada tuhan. Ia akan gelisah dan ragu tentang adanya yang gaib yang tidak dapat dilihatnya. Ia akan mengikuti dengan mengulang ulang apa yang dibaca oleh orang dewasa. Lambat laun, tanpa sadar, pemikiran tentang tuhan akan masuk dalam dirinya dan menjadi pembinaan kepribadiannya.[5]
Terlepas dari dualisme pendapat mengenai keberadaan kejiwaan agama yang baru dilahirkan, apakah sebagai mahkluk religious atau bukan, kenyataan teks teks dan pengalaman keagamaan yang dilalui manusia menunjukkan bahwa agama yang dilahirkan pun telah mambawa fitrah keagamaan, meskipun fungsinya baru tampak setelah berada pada tahap kematangan dikemudian hari melalui proses bimbingan dan latihan.[6]
Zakiah Derajat mengatakan, semula tuhan bagi anak merupakan hal yang asing yang diragukan kebaikan niatnya. Hal ini disebabkan oleh pengalaman kesenagan atau kesusahan belum dirasakan oleh seorang anak. Namun setelah ia menyaksikan orang dewasa yang disertai emosi atau perasaan tertentu dalam memandang tuhan, perlahan lahan perhatiannya terhadap tuhan mulai tumbuh.
Bahkan pada tahap awal, pengalaman tentang tuhan merupakan hal yang tidak disenangi karena merupakan ancaman bagi integritas kepribadiannya. Itulah sebabnya, menurut Zakiah, seorang anak sering menanyakan tentang dzat, tempat dan perbuatan tuhan untuk mengurangi kegelisahannya.
Jawaban yang diterima oleh anak atas pertanyaan yang ia ajukannya dengan puas sepanjang jawaban itu serasi. Jawaban yang tidak serasi akan membawa pada keragu raguan dan pandangan skeptis pada masa remaja. Oleh karena itu, apa yang dipercayai seorang anak tergantung pada apa yang diajarkan oleh orang tua di rumah dan seorang guru di sekolah.
C.    PERKEMBANGAN AGAMA PADA ANAK
Sebelum membahas perkembangan agama pada anak akan dikemukakan terlebih dahulu teori pertumbuhan agama pada anak itu sendiri. Teori mengenai pertumbuhan agama pada anak itu antara lain:
1.      Rasa ketergantungan (Sense of Depende)
Teori ini dikemukakan oleh Thomas melalui teori Four Wishes. Menurutnya manusia dilahirkan ke dunia ini memiliki empat keinginan yaitu : keinginan untuk perlindungan (security), keinginan akan pengalaman baru (new experience), keinginan untuk mendapat tanggapan (response) dan keinginan untuk dikenal (recognition). Berdasarkan kenyataan dan kerjasama dari keempat keinginan itu, maka bayi sejak dilahirkan hidup dalam ketergantungan. Melalui pengalaman pengalaman yang diterimanya dari lingkungan itu kemudian terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak.
2.      Instink Keagamaan
Menurut Woodworth, bayi yang dilahirkan sudah memiliki beberapa instink di antaranya instink keagamaan. Belum terlihat tindak keagamaan pada diri anak karena beberapa fungsi kejiwaan yang menopang kematangan berfungsinya instink itu belum sempurna. Misalnya instink sosial pada anak sebagai potensi bawaannya sebagai makhluk homo socius, baru berfungsi setelah mereka dapat bergaul dan berkembang untuk berkomunikasi. Jadi instink sosial itu tergantung dari kematangan fungsi lainnya. Demikian pula instink keagamaan.
D.     SIFAT AGAMA PADA ANAK
Sesuai dengan ciri yang dimiliki, maka sifat agama pada anak anak tumbuh mengikuti pola ideas concept on outhority, ide keagamaan pada diri mereka dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Orang tua mempunyai pengaruh terhadap anak sesuai dengan prinsip eksplorasi yang mereka miliki. Bagi mereka sangat mudah untuk menerima ajaran dari orang dewasa walaupun belum mereka sadari sepenuhnya manfaat ajaran tersebut.
Berdasarkan hal itu maka bentuk dan sifat agama pada diri anak sebagaimana ditulis oleh Jalaluddin dalam buku Psikologi Agama dapat dibagi sebagai berikut:
1.      Unreflective ( Tiak mendalam)
Dalam penelitian Machion tentang jumlah konsep ke Tuhanan pada diri anak 73 % mereka menganggap Tuhan itu bersifat seperti manusia. Dalam suatu sekolah bahkan ada siswa yang mengatakan bahwa Santa Klaus memotong jenggotnya untuk membuat bantal. Dengan demikian anggapan mereka terhadap ajara agama dapat saja mereka terima dengan tanpa kritik. Kebenaran yang mereka terima tidak begitu mendalam sehingga cukup. dan mereka sudah merasa puas dengan keterangan yang kadang kadang kurang masuk akal. Meskipun demikian pada beberapa orang anak terdapat mereka yang memiliki ketajaman pikiran  untuk menimbang pendapat yang mereka terima dari orang lain.
2.      Egosentris
Anak memiliki kesadaran akan diri sendiri sejak tahun pertama usia perkembangannya dan akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalamannya. Apabila kesadaran akan diri itu mulai subur pada diri anak, maka tumbuh keraguan pada rasa egonya. Semakin bertumbuh semakin meningkat pula egoisnya. Sehubungan dengan hal itu maka dalam masalah keagamaan anak telah menonjolkan kepentingan dirinya dan telah menuntut konsep keagamaan yang mereka pandang dari kesenangan pribadinya. Seorang anak yang kurang mendapat kasih sayang dan selalu mengalami tekanan akan bersifat kekanak kanakan (childish) dan memiliki sifat ego yang rendah. Hal yang demikian mengganggu pertumbuhan keagamaannya.
3.      Anthromorphis
Pada umumnya konsep mengenai ke Tuhanan pada anak berasal dari hasil pengalamannya yang berhubungan dengan orang lain. Tapi suatu kenyataan bahwa konsep ke Tuhanan mereka tampak jelas menggambarkan aspek aspek kemanusiaan. Melalui konsep yang berbentuk dalam pikiran mereka menganggap bahwa perikeadaan Tuhan itu sama dengan manusia. Pekerjaan Tuhan mencari dan menghukum orang yang berbuat jahat di saat orang itu berada dalam tempat yang gelap.
4.  Imitatif
Dalam kehidupan sehari hari dapat kita saksikan bahwa tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak anak pada dasarnya diperoleh dari meniru. Berdoa dan sholat misalnya mereka laksanakan karena hasil melihat perbuatan di lingkungan, baik berupa pembiasaan ataupun pengajaran yang intensif. Pada ahli jiwa menganggap, bahwa dalam segala hal anak merupakan peniru yang ulung. Sifat peniru ini merupakan modal yang positif dalam pendidikan keagamaan pada anak.[7]











III.        KESIMPULAN
Anak sangat ditentukan oleh lingkungan, baik pengalaman atau pendidikan di sekolah.  Di rumah pengalaman kegamaan pada anak mengikuti pola keagamaan orang tua. Praktek keagamaan yang benar oleh orang tua akan menjadi keuntungan sendiri bagi anak perihal agamanya ketika dewasa. Sebaliknya, keagamaan seorang anak tidak baik jika semasa kecilnya ia tidak di perkenalkan agama secara baik. Peran orang tua sangat menentukan keberagamaan anak.
Di sekolah, keagamaan anak ditentukan oleh guru agama. Dasar agama di lingkungan keluarga akan dikembangkan di sekolah sesuai tingkat pengetahuannya. Semakin bertambah umur mereka, semakin bertambah pula konsep agama yang mereka miliki. Semula mereka hanya mengenal tuhan melalui fantasi dan emosinya, ketika di sekolah ia akan mengenal tuhan secara formal sebagaimana diajarkan oleh guru mereka.
Pada tahapan ini, mereka sangat tertarik untuk mempelajari agama. Sebagaimana dikatakan Jalaluddin dalam buku psikologi agama, anak-anak tertarik dan senang pada lembaga keagamaan  yang mereka lihat dikelola oleh orang dewasa dalam lingkungan mereka. Segala bentuk tindak (amal) keagamaan mereka ikuti dan mempelajarinya dengan penuh minat. Dengan demikian, penting kiranya pendidikan agama pada anak agar menjadi orang yang taat terhadap ajaran agama setelah ia dewasa.














IV.             DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Ramayulis ‘’Psikologi Agama’’ Radar Jaya Offset Jakarta. 2007
Drs. Bambang Syamsul Arifin, Msi. “Psikologo agama” Pustaka Setia Bandung
Darajat Zakiah”Ilmu Jiwa Agama” (Bulan Bintang: Jakarta)
Ahyadi, Abdul Aziz ‘Psikologi Agama” Kepribadian Muslim Pancasila, Bandung: Sinar Biru. 1991
AE. Afifi, “FilsafatMistis Ibnu Arabi” ter.Sjahrir mawi Jakarta: Gaya Media pratama, 1989
Ibid
ttp://ahmadsulaimanpai3.blogspot.com/2013/03/perkembangan-jiwa-beragama-pada-anak.html


[1] . Prof. Dr. H. Ramayulis ‘’Psikologi Agama’’ Radar Jaya Offset Jakarta. Hlm 46
[2] . Ibid. Hlm 51
[3] Drs. Bambang Syamsul Arifin, Msi. Psikologo agama pustaka setia bandung hlm 47
[4] Darajat Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, (Bulan Bintang: Jakarta), 1979 Hlm 48
[5] Ibid Hlm 49
[6] Drs. Bambang Syamsul Arifin, Msi. Psikologo agama pustaka setia bandung hlm: 48-49